apa itu pre eklamsi??
nurawanees
June 30, 2015
0 Comments
assalamualaikum semua....
alhamdulillah da masuk 7 ramadhan..sepanjang da 7 hari ramadhan.syukur aku still dapat berpuasa dengan jayanya.memang dugaan berpuasa ketika hamil lain sangat.dengan keadaan kita yang cepat penatnya,dengan baby asyik tendang2 nya(lapa kot?..cian baby).tapi before puasa aku awal2 lagi da tanya gynae n gynae kata no probleum as long as baby maintain aktif.so aku continue je la puasa.yang penting time sahur n berbuka tu memang makan tak ingatla.melantak..hihi..ade org cakap wanita hamil tak diwajibkan berpuasa.ada yang kata tak payah ganti ade gak yang kata kene ganti balik.entahlah!tapi serius rasa sayang kalo tinggal puasa kan..bukan senang kot nak puasa sebulan ni..harap sangat Allah kurniakan kekuatan dan kesihatan cukupla sebulan puasa kali ni.amin..
bercerita pasal pre eklamsi tu baru2 ni kalo tak silap last 2 week aku cam biasa g checkup doktor.setiap bulan benda yang paling dirisau adalah bab2 check HB..yeala aku kan ade probleum ngan BP.asal check mesti bawah 11...beberapa kali check maintain 10.6..rendah lebih kurang 0.4 lagi.tp check kali ni alhamdulillah naik 10.7.walaupun nilai 0.1 tu sikit sangat tapi syukur sekurang2nya naik jugak tau.susah tu nak naik.mybe sebab aku da control makan sikit..(banyak minum jus jambu) n baru2 ni aku consume Sharklee vita lea.aku beli after tgok2 blog n feed back orang.ramai yang cakap elok boleh naikkn BP.da try alhamdulillah memang betulla..BP ada peningkatan..amazing!tak mustahil next checkup nanti BP akan terus naik...insyaallah.doa2kanla ea...gynae siap tanya "ha..da naik pun.awak makan ape?"aku terus terang cakap'saya amek sharklee vitalea..iberet tak jalan la"..hihi..senyum2 gynae tu balas..."memang iberet kadang2 tak jalan pun"..bukan saja2 nak promote okey.tapi betul ni.apa yang berkesan kite share la kan.mae tau ade gak yang hadapi probleum yg sama.preggy mom yg ade probleum ngn BP better tryla..
ok..Setel bab BP...hati baru nak lega.bru excited nak gtau hubby kitenya HB da ok.top2 bila check BP gynae bleh cakap BP tak cantikla 120/90..katanya BP atas pagar.means bukan peringkat hipertension tapi kalo tak control senang dapat hipertension.aduhaiii..dgr pun da hipertension ni..cane ni?gynae siap cakap lg ade patient die yang kene pre eklamsi tu...siap masuk ICU bagai..gynae siap terangkan simptom2 eklamsi(sawan).antaranya muntah,pendarahan vagina,edema teruk dll..(xingat da).ada simptom terus mintak pegi hospital.dekat buku merah tu siap buat note lagi suh aku check sendiri BP setiap 2hari 1kali mybe tuk make sure aku alert ngn BP kot.rupanya bahaya jugak pre eklamsi tu ek..dalam bahasa mudah sawan ketika hamil/lepas hamil.bukan bahaya untuk ibu tapi untuk baby jugak..huhu.so dengan tawaduknya aku checkla bp 2hari 1kali tapi tiap kali check BP ok je..110/70...108/65...105/60..pendek kata okla.xde la setinggi kat klinik aritu..120/90..tinggi ke??tak de la tinggi sangat kan..edema pun xde la ketara sangat.slightly edema jer..entah mybe sebab menunggu lama di klinik top2 BP jd tinggi sikit kot..(alasan sangat kn..hihi).ha lagi satu yg aku tak bape berkenan kt klinik ni dorg punya alat2 cam penimbang...check bp..semua jenis alat2 yg da lame tu.alat penimbang siap yg macam ala2 neraca spring..yang ade besi tolak kanan tolak kiri tu...n alat check BP tu guna yg kene pump2 guna tangan tu...aduhaiii...antik sangat kn.tu yang aku was2 sikit kat klinik tu.sekarang semua tmpat da guna yg digital kot..rendah sikit ralat nya..mybe faktor tu jugak kot...harap2 next checkup HB n BP makin okla ye...kat bawah ni ade reference pasal pre eklamsi tu...rajin bolehla baca buat rujukan..
Pengertian
Pre eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.
Etiologi
Pre-eklamsi dijelaskan oleh sebuah teori yang dikeluarkan oleh Dr Haig ”pre-eklamsi adalah bentuk ekstrem dari strategi yang umum digunakan oleh semua janin. Dalam hal ini, janin meningkatkan tekanan darah si ibu untuk mendorong lebih banyak darah ke arah plasenta yang umumnya bertekanan rendah.
Dalam hal ini, pre-eklamsi berkaitan erat dengan jumlah substansi yang diinjeksikan janin ke aliran darah si ibu. Karena itu, pre-eklamsi baru terjadi jika si janin terlalu banyak menginjeksikan substansi ke aliran darah si ibu.
Mengapa si janin melakukan hal itu, Dr Haig mengatakan, si janin terpaksa melakukan hal itu, kemungkinan karena kesulitan mendapatkan makanan. Dengan kata lain, makanan si janin kurang tercukupi.”
Teori ini dilengkapi oleh ”Teori Dr Haig menarik perhatian Dr Ananth Karumanchi dan para koleganya dari Sekolah Medis Harvard. Mereka berhasil membuktikan kebenaran teori Dr Haig. Karumanchi dan kolega menemukan penyebab pre-eklamsi. Dikatakan, pre-eklamsi terjadi ketika si ibu terlalu banyak mendapatkan asupan protein sangat tinggi yang disebut (mudah larut) fms (sfms) seperti tirosin kinase 1 atau sFlt1 atau yang sejenis itu.
Teori itu dibuktikan pula melalui laboratorium lain yang berakhir dengan kesimpulan membenarkan. Dalam penelitian lebih lanjut, Karumanchi mengindikasikan bahwa protein sangat tinggi itu berpengaruh pada kemampuan si ibu dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil di pembuluh darahnya.
Seiring dengan semakin banyaknya kerusakan pembuluh darah, tekanan darah pun meningkat. Seperti dugaan Dr Haig, protein tinggi itu diproduksi oleh janin, bukan si ibu.”
Klasifikasi
Pre Eklamsi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
(1) Pre-eklamsi ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
Pre eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.
Etiologi
Pre-eklamsi dijelaskan oleh sebuah teori yang dikeluarkan oleh Dr Haig ”pre-eklamsi adalah bentuk ekstrem dari strategi yang umum digunakan oleh semua janin. Dalam hal ini, janin meningkatkan tekanan darah si ibu untuk mendorong lebih banyak darah ke arah plasenta yang umumnya bertekanan rendah.
Dalam hal ini, pre-eklamsi berkaitan erat dengan jumlah substansi yang diinjeksikan janin ke aliran darah si ibu. Karena itu, pre-eklamsi baru terjadi jika si janin terlalu banyak menginjeksikan substansi ke aliran darah si ibu.
Mengapa si janin melakukan hal itu, Dr Haig mengatakan, si janin terpaksa melakukan hal itu, kemungkinan karena kesulitan mendapatkan makanan. Dengan kata lain, makanan si janin kurang tercukupi.”
Teori ini dilengkapi oleh ”Teori Dr Haig menarik perhatian Dr Ananth Karumanchi dan para koleganya dari Sekolah Medis Harvard. Mereka berhasil membuktikan kebenaran teori Dr Haig. Karumanchi dan kolega menemukan penyebab pre-eklamsi. Dikatakan, pre-eklamsi terjadi ketika si ibu terlalu banyak mendapatkan asupan protein sangat tinggi yang disebut (mudah larut) fms (sfms) seperti tirosin kinase 1 atau sFlt1 atau yang sejenis itu.
Teori itu dibuktikan pula melalui laboratorium lain yang berakhir dengan kesimpulan membenarkan. Dalam penelitian lebih lanjut, Karumanchi mengindikasikan bahwa protein sangat tinggi itu berpengaruh pada kemampuan si ibu dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil di pembuluh darahnya.
Seiring dengan semakin banyaknya kerusakan pembuluh darah, tekanan darah pun meningkat. Seperti dugaan Dr Haig, protein tinggi itu diproduksi oleh janin, bukan si ibu.”
Klasifikasi
Pre Eklamsi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
(1) Pre-eklamsi ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
- Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
- Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan beratbadan 1 kg atau lebih per minggu.
- Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream.
(2) Pre-eklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:
- Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
- Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
- Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
- Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
- Terdapat edema paru dan sianosis.
Frekuensi
Ada yang melaporkan angka kejadian sebanyak 6% dari seluruh kehamilan, dan 12% pada kehamilan primigravida. Menurut beberapa penulis lain frekuensi dilaporkan sekitar 3-10%. Lebih banyak dijumpai pada primigravida daripada multigravida, terutama primigravida usia muda. Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya pre-eklamsi adalah molaludatidosa, diabetes melitus, kehamilan ganda, hidrops fetalis, obesitas, dan umur yang lebih dari 35 tahun.
Manifestasi klinik
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala – gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
(1) Gambaran klinik: pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria.
Gejala subjektif: sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus: penglihatan kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah. Gangguan serebral lainnya: oyong, refleks meningkat, dan tidak tenang.
(2) Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria pada pemeriksaan laboratorium.
Penatalaksanaan
(a) Pencegahan
Ada yang melaporkan angka kejadian sebanyak 6% dari seluruh kehamilan, dan 12% pada kehamilan primigravida. Menurut beberapa penulis lain frekuensi dilaporkan sekitar 3-10%. Lebih banyak dijumpai pada primigravida daripada multigravida, terutama primigravida usia muda. Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya pre-eklamsi adalah molaludatidosa, diabetes melitus, kehamilan ganda, hidrops fetalis, obesitas, dan umur yang lebih dari 35 tahun.
Manifestasi klinik
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala – gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
(1) Gambaran klinik: pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria.
Gejala subjektif: sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus: penglihatan kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah. Gangguan serebral lainnya: oyong, refleks meningkat, dan tidak tenang.
(2) Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria pada pemeriksaan laboratorium.
Penatalaksanaan
(a) Pencegahan
- Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
- Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklamsi kalau ada faktor-faktor predisposisi.
- Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
(b) Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
Tujuan utama penanganan adalah:
- Untuk mencegah terjadinya pre-eklamsi dan eklamsi
- Hendaknya janin lahir hidup
- Trauma pada janin seminimal mungkin.
Pre-eklamsi ringan
Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih sering, misalnya 2 kali seminggu. Penanganan pada penderita rawat jalan atau rawat inap adalah dengan istirahat di tempat tidur, diit rendah garam, dan berikan obat-obatan seperti Valium tablet 5 mg dosis 3 kali sehari atau fenobarbital tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1 sehari. Diuretika dan obat antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu bermafaat, bahkan bisa menutupi tanda dan gejala pre-eklamsi berat. Dengan cara di atas biasanya pre-eklamsi ringan jadi tenang dan hilang, ibu hamil dapat dipulangkan dan diperiksa ulang lebih sering dari biasa. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap. Monitor keadaan janin: kadar estriol urin, lakukan amnioskopi, dan ultrasografi, dan sebagainya. Bila keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi partus pada usia kehamilan minggu 37 keatas.
Jika kehamilan <37 2="" ada="" clan="" jalan:="" kali="" lakukan="" minggu="" penilaian="" perbaikan="" rawat="" secara="" seminggu="" span="" tanda-tanda="" tidak="">
37>
Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih sering, misalnya 2 kali seminggu. Penanganan pada penderita rawat jalan atau rawat inap adalah dengan istirahat di tempat tidur, diit rendah garam, dan berikan obat-obatan seperti Valium tablet 5 mg dosis 3 kali sehari atau fenobarbital tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1 sehari. Diuretika dan obat antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu bermafaat, bahkan bisa menutupi tanda dan gejala pre-eklamsi berat. Dengan cara di atas biasanya pre-eklamsi ringan jadi tenang dan hilang, ibu hamil dapat dipulangkan dan diperiksa ulang lebih sering dari biasa. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap. Monitor keadaan janin: kadar estriol urin, lakukan amnioskopi, dan ultrasografi, dan sebagainya. Bila keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi partus pada usia kehamilan minggu 37 keatas.
Jika kehamilan <37 2="" ada="" clan="" jalan:="" kali="" lakukan="" minggu="" penilaian="" perbaikan="" rawat="" secara="" seminggu="" span="" tanda-tanda="" tidak="">
37>
- Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin
- Lebih banyak istirahat
- Diet biasa.
- Tidak perlu diberi obat-obatan
- Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit:
- diet biasa
- pantau tekanan darah 2 x sehari, proteinuria 1 x sehari
- tidak perlu obat-obatan
- tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut
- jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan:
- pantau tekanan darah 2 x sehari, proteinuria 1 x sehari
- tidak perlu obat-obatan
- tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut
- jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan:
- nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia berat
- kontrol 2 kali seminggu
- jika tekanan diastolik naik lagi –> rawat kembali;
- jika tidak ada tanda-tanda perbaikan -> tetap dirawat;
- jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan;
- jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.
Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi:
- jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan;
- jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.
Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi:
- Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
- Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostil atau kateter Foley atauterminasi dengan secsio cesarea